Minggu, 27 Mei 2012

Perguruan Tinggi Miniatur Pemerintah





Oleh: M. Saddam Al-Buni
Perguruan tinggi (PT) merupakan objek yang konkrit sebagai miniatur pemerintahan. Walaupun tidak semua perguruan tinggi memiliki struktur dan fasilitas akademik yang sama, tetapi pada dasarnya setiap perguruan tinggi dan kampus memiliki konsep yang mirip dengan aktivitas dan sivitas pemerintahan (Antropologi Kampus). 

Konsep dunia pemerintahan misalnya ada rakyat, aparatur pemerintahan seperti legislatif, eksekutif dan yudekatif disamping berbagai intansi pemerintahan yang mendukung terciptanya pemerintahan yang berdaulat. Begitu pun dengan dunia kampus, ada Dewan Mahasiswa (DEMA) atau Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) sebagai tatanan eksekutif dibawah pengawasan pihak rektorat yang berperan sebagai kepala dan menteri dalam pemerintahan (Yudekatif), begitu pun struktur yang lebih rendah terdapat Senat Fakultas dan Himpunan  Mahasiswa Jurusan (HMJ) yang kelak akan menjadi cikal bakal pengusungan aparatur BEM (Legislatif). 

Sangat kontras kesamaan antara proses perputaran pemerintahan negara dengan pemerintahan disuatu perguruan tinggi (sivitas kampus), dimana mahasiswa sebagai rakyat juga memiliki bebagai hak dan kewajiban yang bisa dipenuhi, seperti pemilu, proses kegiatan belajar mengajar (KBM), maupun suasana demontrasi ketika mahasiswa merasa hak-haknya dilecehkan dan dibatasi.


 Hal lain yang bersifat  realitas seperti berbagai konfrontasi dan polemik di dunia kampus adalah moment pemilu ketua dan jajaran DEMA, Senat dan HMJ yang menawarkan suasana demokrasi dan berbagai kemelut problematika yang komprehensif, karena para bakal calon diusung dari berbagai bendera organisasi yang mendadak menjadi monster pragmatis dan saling arogan, sehingga mengundang penindasan dan marjinalisasi. Ketika terpilihnya ketua dari suatu basis organisasi maka berbagai kemudahan akademik dan penguasaan basis akan terbuka lebar bagi pihaknya, sedangkan pihak yang kalah dalam pemilu akan menjadi oposisi yang terkadang secara terang-terangan menggelar aksi sebagai bentuk perlawanan dengan berbagai alasan yang mendasarinya.

Demikian realitas yang cukup kompleks terjadi dalam dunia kampus sebagai sarana utama perguruan tinggi, sehingga dunia kampus akan menjadi rujukan yang cukup beralasan untuk mengenal polemik dan problematika di dunia pemerintahan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar